Sunday, January 27, 2008

PRESIDEN RI KE-2 WAFAT



SURABAYA NEWS

TURUT BERDUKA CITA
ATAS BERPULANGNYA
KE RAHMATTULLAH

PRESIDEN RI KE-2
SOEHARTO
MINGGU, 27 NOPEMBER 2008
Pukul 13.10 WIB



Read More..

Sunday, January 13, 2008

HATI-HATI DENGAN SALES COLUMBIA



Surabaya News,

Perkreditan uang dan barang, kini sudah dikenal masyarakat umum. Banyak masyarakat dengan mudah untuk mendapatkan barang impian. Bunga yang dikenakan untuk biaya barang bervariasi tingkatnya. Namun, kita sebagai konsumen harus pintar-pintar memilih barang dengan cara kredit. Surabaya News menemukan banyak permasalahan yang ada di dalam perkreditan. Apabila konsumen mengambil kredit dengan jangka beberapa bulan sebaiknya mengangsur dengan baik.
Surabaya News ketika mewawancarai seorang masyarakat mengambil perkreditan barang di toko COLUMBIA, mengatakan bahwa barang yang dijual oleh COLUMBIA tersebut lebih mahal dari harga pasaran yang ada di toko lainnya. Bunga yang diberikan juga lebih tinggi dan tidak sesuai dengan harga pada umumnya.
“Memang sih, sebagai konsumen kita harus bisa memilih dan memilah toko mana yang bisa dibuat kredit yang enak. Tentu saja soal pembayarannya … namanya uang sekarang, Mas, sulit sekali di dapat. Seperti sales COLUMBIA, Mas, tidak tahu aturan ketika nagih ke rumah saya. Mana anak sakit, uang yang ada untuk beli obat, eh … minta tenggang waktu untuk bayar bunga saja tidak boleh. Padahal perkreditan lain tidak seperti itu, Mas, jangan-jangan mau tutup ya COLUMBIA … salesnya kejam, Mas” kata seorang bapak yang diwawancarai Surabaya News.
Menjadi seorang sales juga gampang-gampang susah, tapi kalau sales seperti yang dimaksud tersebut betapa kejamnya. Surabaya News juga banyak menerima laporan dari beberapa sumber tentang sales yang menangani penagihan tetapi tidak sekejam yang dilihat secara langsung oleh Surabaya News di tempat.
Selain menjual barang yang mahal dengan kredit bunga yang tinggi dan sales yang tidak ramah kepada konsumen, tampaknya COLUMBIA tidak layak untuk dijadikan perkreditan bagi masyarakat. Harap masyarakat sekitar berhati-hati dengan perkreditan COLUMBIA.




Read More..

Saturday, January 12, 2008

PARA PEMARKIR LIAR



Surabaya News,
Menilik perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini belum dapat kita pastikan bahwa masyarakat sudah sejahtera. Banyak masyarakat yang mengeluh bahan sembako dan beberapa barang naik karena iklim perekonomian yang naik turun. Belum lagi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia mencapai 45% dari keseluruhan. Belum lagi masalah kriminal yang masih saja terjadi di masyarakat.

Di Surabaya masalah perekonomian tampaknya masih dapat teratasi dengan adanya beberapa masyarakat yang berwiraswasta. Masalah gelandangan pun cukup berkurang, meski banyak pengamen jalanan dan peminta-minta yang kerap sekali melakukan aksinya di sekitar lampu lalu lintas.

Dampak lain yang dapat dirasakan yaitu masalah pemarkiran jalan yang terkadang tidak sesuai dengan tempatnya. Surabaya News menyoroti selama 6 bulan terakhir ini, banyak pemarkiran-pemarkiran liar yang beroperasi. Gaya pemarkiran tersebut menjadi sorotan karena tukang parkir yang tidak resmi itu hanya menjaga seenaknya saja. Yang menjadi pertanyaan :
1. Apakah pemarkiran-pemarkiran liar tersebut disetujui oleh si pemilik toko yang lahannya sebagian digunakan untuk parkir?
2. Apakah hasil dari parkir akan dibagi dengan yang punya toko?
3. Apakah yang punya toko tidak berani menegur pemarkir liar tersebut?
4. Ataukah ini suatu cara untuk mengurangi pengangguran?

Nah, pertanyaan tersebut apabila kita ambil makna positifnya, hal tersebut dapat kita gunakan sebagai cara untuk mengatasi pengangguran dan kriminal yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan. Namun, bila kita telaah dari segi negatif, hasil dari pemarkiran tersebut akan lari ke kantong pemarkir atau pemarkir memberi beberapa persen kepada toko. Dan, mereka dapat bekerja tidak sesuai jadwal dan seenaknya saja. Sedangkan, banyak jukir yang harus masuk kerja sesuai dengan jadwal kantornya.





Read More..

Thursday, January 10, 2008

HEBOH NUPTK - Januari 2008



Surabaya News,
Sesuai program mencerdaskan bangsa Pemerintah Indonesia memperhatikan kesejahteraan guru di berbagai wilayah. Banyak sekali tunjangan yang di dapat guru, seperti : tunjangan fungsional, uang transport, dan gaji sertifikasi bagi yang memenuhi syarat. Untuk mendapatkan berbagai fasilitas tersebut setiap guru harus memperjuangkan haknya, karena banyak juga yang tidak mendapatkan fasilitas tersebut.
Sejak diangkatnya guru bantu menjadi PNS, para guru semakin yakin dengan kepala pemerintahan saat ini. Harapan mereka yang masih pegawai honorer atau pegawai yayasan hanya bisa menunggu kapan giliran nasib baik menghampiri. Kabar terbaru dari pemerintah akan mengeluarkan NUPTK, yang mana nomor unik tersebut merupakan nomor pribadi yang digunakan sebagai data bahwa guru tersebut benar-benar masih aktif mengajar.
Kegunaan lain dari NUPTK tersebut adalah penggajian yang akan diberikan kepada guru seperti PNS atau program sertifikasi. Nomor unik itu tidak dapat ditukar atau digandakan hanya untuk mendapatkan keuntungan belaka. Karena kesempatan ini dimanfaatkan juga oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungannya sendiri.
Namun, mendapatkan nomor unik ini tidaklah mudah, bisa jadi dalam satu lembaga ada beberapa guru yang tidak bisa mendapatkan NUPTK ini. Entah dilihat dari segi mana, sehingga beberapa guru yang tidak menerima nomor ini berbondong-bondong mendatangi kantor DIKNAS masing-masing.
Seperti yang terjadi di DIKNAS – Jagir, banyak sekali komplain dari para guru yang belum mendapat NUPTK. Tetapi, para abdi negara itu dengan santai menjawab “Anda harus sabar, kita juga repot di sini”. Begitu banyak para guru yang geram melihat kejadian tersebut, karena banyak juga pegawai negara yang bersantai dan menyepelekan tugasnya untuk melayani masyarakat. Belum lagi, masalah “Salam Tempel” ini masih berjalan di lingkungan para pegawai negara. Hanya untuk mendapatkan NUPTK beberapa guru merelakan sebagian gajinya untuk dipergunakan mengurus NUPTK. Tetapi, ada juga pegawai yang sudah menerima “salam tempel” namun nomor unik tersebut belum keluar.
Bagaimana pendapat Anda dengan permasalahan ini, silakan kirimkan opini ke sby.news@gmail.com



Read More..

Monday, January 07, 2008

Top Secret - JAWA POS vs KOMPAS



Surabaya News,
Persaingan media cetak di tahun 2008 bertambah pesat. Mati satu tumbuh seribu, peribahasa yang tepat untuk menandai persaingan ini. Setelah tutup dengan judul majalah yang dianggap tidak laku, dengan perusahaan yang sama membuat majalah dengan nama lain dengan harapan akan laku keras di masyarakat. Belum lagi majalah yang tercekal karena isi majalah menampilkan pornografi. Bahkan tabloid dari artis Bollywood yang memang tradisi pakaiannya memakai busana yang hanya menutupi dada dan pinggul hingga kaki itu, dicekal peredarannya. Dan beberapa majalah yang memang khusus menampilkan wanita atau pria seksi sudah pasti dihentikan penerbitannya.

Selain majalah dan tabloid yang sudah menjamur di Surabaya, tidak kalah hebohnya dengan peredaran koran di Surabaya. Kedua nama besar, Jawa Pos dan Kompas kini bersaing untuk mendapatkan oplah dari masyarakat. Namun, oplah bukanlah alasan utama kedua perusahaan koran tersebut bersaing. Tetapi yang diperebutkan adalah masalah reputasi dan nama besar.

Studi kasus yang pernah didapat oleh Surabaya News, secara implisit menemukan ketidakwajaran dalam penjualan kedua koran tersebut. Untuk meningkatkan oplah penjualan yang berujung nama besar itu, Jawa Pos tega memborong Kompas yang sudah siap jual di beberapa agen penerbit dengan harga pantas. Sehingga para agen hanya memasarkan sisa Kompas yang ada. Pembalasan dari Kompas tidak kalah serunya, setiap pembeli Kompas pagi gratis Jawa Pos Pagi.

Terlebih lagi pada persaingan iklan lowongan hari Sabtu. Penjualan Jawa Pos laris manis seperti pisang goreng. Apakah ini berarti masyarakat Surabaya hanya membeli koran pada hari Sabtu atau banyak pengangguran yang ingin mendata iklan lowongan pekerjaan. Hal ini menjadi topik hangat di meja redaksi Kompas, berita yang didapat Surabaya News, Kompas berani memasangkan iklan gratis untuk para pengiklan supaya pengiklan beralih untuk mengiklankan di Kompas, dengan tujuan iklan Jawa Pos akan sepi. Namun, Jawa Pos tetap bertahan dikandang sendiri.

Fenomena yang tampak pada kedua koran besar tersebut bukanlah hal baru. Namun perlu diingat, Jawa Pos tumbuh dan besar di Jawa Timur, sehingga Jawa Pos merupakan identitas warga Jawa Timur dan sekitarnya. Jadi sulit untuk menyaingi Jawa Pos yang sudah melekat pada diri masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya. Sedangkan Kompas berasal dari Jakarta sudah pasti laku besar di kandangnya sendiri.

Perselisihan terselubung antara Jawa Pos dan Kompas tersebut, tampaknya berakhir dengan persaingan yang wajar. Di halaman korannya Kompas menambahkan halaman Jawa Timur untuk menarik perhatian masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya. Sedangkan Jawa Pos semakin menambah kualitas beritanya dengan berita yang berbobot.



Read More..

Sunday, January 06, 2008

INGIN MASUK PLAZA BAWA 100 RIBU



Surabaya News,
Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami kepesatan sekitar 65% setiap tahunnya. Hingga saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan nominal ± 238,452,952 penduduk. Untuk menanggulangi kepesatan penduduk tersebut pemerintah menggalakkan KB pada setiap keluarga. Bahkan diwajibkan bagi setiap keluarga hanya memiliki dua orang anak. Namun, program KB yang sempat dijalankan tersebut tidak bertahan lama dan tampaknya penduduk lebih senang untuk menambah jumlah keluarganya.

Hal ini juga berdampak pada banyaknya penduduk yang sering berkunjung di plaza-plaza. Tampak di sekitar WTC, Plaza Tunjungan, Surabaya Plaza dan beberapa tempat hiburan banyak sekali pemuda (pada khususnya) yang santai mencuci mata dengan berjalan-jalan. Polling yang didapat Surabaya News 70% mereka tidak mempunyai pekerjaan yang tetap dan pasti. Dikarenakan mereka tidak dapat memasuki perusahaan untuk mendapatkan gaji tetap. Selain mencuci mata untuk menghilangkan kepenatan perasaan, akhirnya mereka hanya dapat memenuhi plaza-plaza dan tempat hiburan.

Informasi yang didapat oleh Surabaya News, pada tahun 2008 ini pemerintah akan bertindak tegas pada masyarakat. Setiap masyarakat yang akan berkunjung ke plaza-plaza atau tempat hiburan lainnya, akan diadakan pemeriksaan pada dompet dan uang yang dibawa. Mereka akan ditolak untuk memasuki tempat tujuan apabila isi dompet tidak terdapat uang Rp 100.000,-. Tindakan pemerintah ini sebagian oleh masyarakat dianggap positif dan banyak juga yang menolak tata tertib ini. Padahal niat pemerintah untuk membersihkan kawasan plaza dan tempat hiburan lainnya dari para pengangguran yang akibatnya akan menimbulkan kekerasan dalam masyarakat, seperti : mencopetan, penodongan, dan pemerkosaan.

Mungkinkah akan terlaksana tata tertib ini di masyarakat?
Bagaimana dengan komentar Anda, silakan kirim pada sby.news@gmail.com

Read More..

Wednesday, January 02, 2008

Banjir di Surabaya Merendah



Surabaya News,
Awan hitam, petir, dan hujan di awal tahun 2008 mengguyur di setiap kawasan. Banyak keluhan dari masyarakat akibat hujan yang terus menerus ini. Tidak sedikit warga yang berlomba-lomba meninggikan rumahnya supaya tidak teraliri air. Namun dengan adanya peninggian beberapa kawasan jalan oleh pemerintah, Surabaya kini rendah banjir. Seperti kawasan HR Muhammad, Padmosusastro, dan sebagian daerah di sekitarnya, masih dapat dilintasi meski banjir mengaliri jalan. Beberapa daerah yang ada di sekitar daerah Sukomanunggal pun kini rendah banjir.
Dengan adanya alokasi dana dari pemerintah untuk perbaikan jalan merupakan kenyamanan masyarakat pengguna jalan. Oleh sebab itu, kita wajib menjaga apa yang diberi oleh pemerintah.

Read More..