Saturday, January 12, 2008

PARA PEMARKIR LIAR



Surabaya News,
Menilik perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini belum dapat kita pastikan bahwa masyarakat sudah sejahtera. Banyak masyarakat yang mengeluh bahan sembako dan beberapa barang naik karena iklim perekonomian yang naik turun. Belum lagi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia mencapai 45% dari keseluruhan. Belum lagi masalah kriminal yang masih saja terjadi di masyarakat.

Di Surabaya masalah perekonomian tampaknya masih dapat teratasi dengan adanya beberapa masyarakat yang berwiraswasta. Masalah gelandangan pun cukup berkurang, meski banyak pengamen jalanan dan peminta-minta yang kerap sekali melakukan aksinya di sekitar lampu lalu lintas.

Dampak lain yang dapat dirasakan yaitu masalah pemarkiran jalan yang terkadang tidak sesuai dengan tempatnya. Surabaya News menyoroti selama 6 bulan terakhir ini, banyak pemarkiran-pemarkiran liar yang beroperasi. Gaya pemarkiran tersebut menjadi sorotan karena tukang parkir yang tidak resmi itu hanya menjaga seenaknya saja. Yang menjadi pertanyaan :
1. Apakah pemarkiran-pemarkiran liar tersebut disetujui oleh si pemilik toko yang lahannya sebagian digunakan untuk parkir?
2. Apakah hasil dari parkir akan dibagi dengan yang punya toko?
3. Apakah yang punya toko tidak berani menegur pemarkir liar tersebut?
4. Ataukah ini suatu cara untuk mengurangi pengangguran?

Nah, pertanyaan tersebut apabila kita ambil makna positifnya, hal tersebut dapat kita gunakan sebagai cara untuk mengatasi pengangguran dan kriminal yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan. Namun, bila kita telaah dari segi negatif, hasil dari pemarkiran tersebut akan lari ke kantong pemarkir atau pemarkir memberi beberapa persen kepada toko. Dan, mereka dapat bekerja tidak sesuai jadwal dan seenaknya saja. Sedangkan, banyak jukir yang harus masuk kerja sesuai dengan jadwal kantornya.





No comments: