Sunday, September 06, 2009

‘Amplop’ untuk NUPTK

Surabaya News,
Seorang wanita berpakaian warna biru dongker sedang melepas lelah di masjid Jagir milik dinas pendidikan di Surabaya. Wanita yang berusia sekitar 40 tahunan tersebut seakan-akan terlihat lelah dan berkali-kali menghela napas panjang. Ia putus asa dengan pekerjaannya yang sangat mulia ini namun diupah di bawah upah buruh. Buruh apa guru? Guru apa buruh? Kata yang memiliki persamaan fonem itu hampir terdengar sama di telinga pendengar.
Tampaknya yang terlihat lelah bukan satu wanita berpakaian warna biru dongker. Tapi, berpuluh-puluh wanita yang berpakaian sama sedang memadati kantor Dinas Jagir. Mereka memperjuangkan nomor identitas yang disebut NUPTK. Seberapa pentingnya NUPTK bagi mereka. Ternyata sangat penting dan berpengaruh pada pekerjaannya. NUPTK yang disebut itu wajib dimiliki oleh guru yang mengajar. Selain ijazah, NUPTK ini juga identitas bahwa seseorang menjabat sebagai pahlawan tanpa tanda jasa atau guru. Tanpa NUPTK seorang guru tidak akan dikenal oleh pemerintah. Sedangkan, untuk mendapatkan NUPTK harus menjalani beberapa tahap.
Pertama, seorang pengajar baik itu PNS atau honorer wajib menyerahkan data diri atau ijazah pada kepala sekolah masing-masing.
Kedua, kepala sekolah mendaftarkan beberapa guru tersebut kepada UPTD setempat sesuai kecamatan sekolah.
Ketiga, setelah sampai pada proses UPTD dan Dinas Jagir para guru menunggu hasil yang keluar. Butuh waktu 2 sampai 3 bulan untuk mengetahui NUPTK tersebut.
Keempat, setelah hasilnya keluar para guru dapat mengambilnya secara persekolah di UPTD masing-masing.
Kelima, jika terjadi kesalahan dan NUPTK tidak muncul maka guru yang bersangkutan wajib membenarkan data diri dan meminta NUPTK.
Lima tahap mendapatkan NUPTK dimaksudkan supaya setiap pengajar memiliki identitas sebagai pengajar. Untuk apa NUPTK itu selain sebagai identitas? Ternyata NUPTK dipergunakan untuk penerimaan PNS dikemudian hari. Semudah itukah? Tidak. Jawab beberapa guru yang ditemui kru Surabaya News di Dinas Jagir. Beberapa pendapat yang saling simpang siur itu terucap langsung dari hati para guru yang NUPTK-nya tidak muncul.
“Kami capek harus menunggu dan mengantri hanya untuk nomor yang belum jelas itu. Ngurusnya aja sulit, mas. Apalagi yang namanya Pak Bambang yang menangani NUPTK di Jagir. Cueknya amit-amit jabang bayi …” kata salah seorang guru.
“Kita ini mau ngurus NUPTK bukan ngurus gundulnya Pak Bambang. Masa dari tadi ngomong yang kelihatan gundulnya aja. Sok sibuk di depan komputer padahal kami nunggu 5 jam orangnya masih ngadep layar monitor. Ini jelas-jelas mempermainkan orang lain” celetuk salah seorang guru.
Pendapat lain menyebutkan, “Pak Bambang itu sebenarnya baik … tapi baik pada orang yang menunduknya kayak orang Jepang mengucapkan ‘haik’ apalagi orang itu bawa amplop. Amplop untuk mengurus NUPTK”
Benarkah demikian?
Dunia perlu bukti, maka kru Surabaya News memberikan penyataan bahwa keluh kesah para guru tersebut benar-benar terjadi. Apa yang di alami para guru untuk mendapatkan NUPTK sangat sulit. Kebanyakan dari mereka adalah guru honorer dari sekolah swasta, TK, SD, SMP, dan SMU. Ketidakmunculan NUPTK itu memang disengaja oleh pihak Dinas Jagir dengan alasan petugas NUPTK sangat terbatas. Namun, ketidakmunculan itu juga disengaja untuk membuat para guru yang NUPTK-nya tidak muncul akan resah dan mereka akan berbondong-bondong datang ke Dinas Jagir. Setibanya di sana usaha mereka akan dipersulit, jika mereka membawa ‘amplop’ maka NUPTK seketika akan muncul.
Bahkan diantara guru yang tidak muncul NUPTK-nya menyempatkan diri datang pada sore hari dengan membawa bingkisan. Atau datang pada jam 10 malam untuk menemui Pak Bambang dengan membawa ‘amplop’berisi lima puluh ribu rupiah. Bukan hanya itu, para guru yang NUPTK-nya tidak muncul sempat mengunjungi rumah Pak Bambang dengan membawa bingkisan dan amplop senilai dua ratus ribu rupiah.
Meskipun uang itu dinyatakan sebagai administrasi atau ucapan terima kasih atas bantuannya, tetap saja bingkisan dan amplop adalah tradisi yang tidak bisa dihilangkan. Seorang pejabat Dinas Pendidikan Jagir menerima dengan tangan terbuka dan akan membantu menyelesaikan masalah NUPTK jika ada pelicin. Ini perlu mendapat tindak lanjut dari pemerintah dan pengamatan dari pemerintah bagi pegawai yang menerima bingkisan dan amplop.(dev/raj)

No comments: